Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Industri Batik Semakin Menggeliat

EKONOMI KREATIF -  Pasca pengukuhan batik oleh Unesco sebagai warisan budaya bangsa Indonesia bulan Oktober 2009 lalu, para pengusaha batik Tasikmalaya mengalami peningkatan omzet.

Peningkatan omset salah satunya dirasakan pengusaha Batik Tasik "DEDEN" di Jalan Cigeureung No. 80 Kota Tasikmalaya. Deden, sang pemilik gerai batik kepada mengatakan, sebelumnya omset penjualan batik hanya mencapai Rp150 juta per bulan. Kini omset penjualan bisa mencapai Rp400 Juta per bulan.  Dari angka penjualan Deden, bisa meraup keuntungan sekitar 50 persen atau sekitar Rp200 Juta per bulan.

"Alhamdulillah jumlah penyerapan batik Tasik terus meningkat hingga lebih dari 100 persen dibanding sebelumnya. Apalagi sejak wali kota Tasikmalaya mewajibkan karyawan  setiap hari Kamis menggunakan Batik Tasikmalaya. Permintaan pasar khususnya pasar lokal terus meningkat" ujar Deden.

Batik Deden Tasikmalaya (foto: jabarprov.go.id)

Lanjut Deden, ia mampu memperoduksi batik cap sebanyak 300 potong perhari. Sedangkan untuk batik tulis hanya mampu memproduksi 10 lembar batik dalam satu minggu.

Untuk satu lembar kain batik cap kata Deden, ia menjual harga rata-rata Rp50.000 per potong. Sedangkan untuk batik tulis biasanya dijual dengan harga antara Rp500.000 hingga Rp1.000.000 tergantung tingkat kesulitan pengerjaan.

Selain itu, untuk bisa memberikan pilihan terhadap konsumen, batik Deden juga motipnya sangat banyak seperti motif lereng, kadaka, sekar jagat, merak ngibing dan masih banyak lagi yang lainnya.

Batik hasil produksinya menurut Deden, selain dipasok ke pasar lokal Tasikmalaya juga mampu menembus beberapa pasar di kota-kota lain. Seperti Bandung, Garut, Jakarta dan Ponorogo Jawa Timur.

Ke khassan batik Tasik produksi Deden, menonjolkan warna yang dinamis serta jenis corak yang beragam membuat batik buatannya sangat diminati konsumen.

Salah satu kendala kata Deden, kurangnya tenaga kerja. Padahal sejak batik dikukuhkan sebagai warisan dunia asli Indonesia pihaknya telah menambah jumlah tenaga kerja hingga mencapai 40 pekerja yang diambil dari lingkungan sekitar.

"Kalau lagi banyak pesanan mereka terpaksa bekerja siang malam, itu-pun kadang saya masih keteteran. Idealnya untuk memenuhi tingginya permintaan saya membutuhkan sekitar 100 tenaga kerja," katanya. (*)

Posting Komentar untuk "Industri Batik Semakin Menggeliat"