Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keliru, UKM tidak Akrab dengan Media

EKONOMI KREATIF – Salah satu kekuatan dalam bisnis, promosi yang dilakukan dari berbagai arah. Mulai promosi produk atau jasa secara tradisional, melalui selebaran, leflet, mulut kemulut hingga iklan di media massa. Kini, promosi  produk atau jasa di internet sudah sangat lumrah sehingga menambah jangkauan  komunikasi antara perusahaan dengan target konsumen.

Salah satu cara yang efektif dalam promosi melalui media massa baik cetak, elektronik atau  medai online seperti saat ini. Promosi di media massa tentu saja harus mengeluarkan biaya sebagai konvensasi space yang digunakan  iklan usaha kita di media mereka.

Namun demikian sebenarnya ada cara yang sangat sederhana dan promosi murah meriah di media massa. Tidak harus membayar besar atau bahkan bisa dilakukan gratis sama sekali.

Ingat bahwa bisnis media massa itu berita. Setiap berita merupakan hasil para wartawan yang masuk ke meja redaksi. Konten berita bermacam-macam. Mulai politik,  sosial, kriminal hingga bisnis dan keuangan.
Kolom seputar bisnis termasuk di dalamnya UKM, tentu akan leih banyak memuat  seputar perkembangan atau tren bisnis masa kini. Bisa bisnis yang unik, bisnis terbaru atau bisnis yang digemari masyarakat karena alasan tertentu. 

Di sinilah peluang UKM untuk promoso gratis. Caranya, rajin-rajinlah menyampaikan rilis atau  informasi perusahan yang sedang kita jalankan. Kalaupun  belum bisa menulis layaknya wartawan, undanglah wartawan supaya mewawancarai bisnis yang kita jalankan.

Adapun  dimuat atau tidak, datang atau tidaknya wartawan, itu urusan nanti. Yang jelas minimal bisnis UKM yang sedang kita jalankan tercium oleh pers atau media dan wartawannya. Jika  kini tidak dilirik, bisa jadi usaha yang sedang kita jalankan di masa yang akan datang dicari pewarta.

Misalnya, karena mereka akan memuat berita khusus atau sekedar melengkapi tulisan terkait. Ingat wartawan juga butuh berita. Tanpa berita apa yang mau mereka muat.

Umumnya koran-koran lokal di kota kecil mereka sangat butuh berita sehingga ketika ada rilis dari pengusah misalnya akan dengan senang hati memberitakan bahkan bisa berulang-ulang dengan tema yang berbeda.
Namun langkah paling mudah apabila kita sudah kenal dengan wartawan media bersangkutan.

Apalagi didukung usaha yang kita jalankan sangat unik dan menarik di mata wartawan. Tanpa diminta pun mereka akan berbondong-bondong ingin mewawancarai anda dan itu artinya sebuah promosi gratis bagi anda.
Namun ada baiknya sebagi pengusaha jika ada wartawan meliput, berilah buah tangan. Bukan untuk menyogok tetapi sekedar menjaga pertemanan. Meski demikian beberapa wartawan media besar sangat anti dengan pemberian narasumber karena dalam kode etik jurnalistik tidak boleh.

Namun beberapa media masih mentolelir menerima pemberian narasumber apabaila tidak terkait dengan suap atau berbau tutup berita. Ada kalanya juga wartawan yang suka “minta uang” dan itu seringkali disebut “wartwan bodrek”. Untuk wartwan bodrek atau wartawan tidak pofesional, biarkan saja, jangan dekat-dekat...he2.

Namun sayang, kebanyakan para pelaku UKM kurang akrab dengan media massa.  Penulis saat menjadi jurnalis di bidang bisnis, kerap kali menemukan pelaku UKM yang enggan diwawancarai atau  seolah olah menutup diri tanpa alasan yang jelas.

Mereka umumnya yang kurang paham dengan dunai pemberitaan sehingga menganggap jika usahanya diberitakan akan membuka rahasia perushaan atau rahasia kesuksesannya. Di lain pihak ada juga pelaku UKM yang merasa sudah besar sehingga tidak lagi harus diberitakan.

Padahal perusahaan besar, perushaan multi nasional, mereka menjadikan pemberitaan media massa sebagai  ujung tombak komunikasi kepada publik yang tentu di dalamnya ada  konsumen mereka. Baik itu tentang produk, tentang CSR atau segala sesuatu tentang perusahaan demi meningkatkan brand imejnya.

Salah satu hotel ternama di Tasikmalaya misalnya, hampir setiap bulan mengundang wartwan untuk mencicipi menu terbarunya. Wartawan yang diundang tidak hanya satu tetapi hampir semua wartawan yang meluput di daerah itu, minimal mewakili  medianya. Maka tak salah lagi, esok harinya terpampang di berbagai media massa tentang menu terbaru di hotel tersebut dengan cerita icip-icip dari wartwannya.

Kalau harus iklan, misalnya di 5 media dalam satu hari lengkap dengan foto dan deskripsi kenikmatan menu terbaru, harus berapa uang iklan yang harus dikeluarkan oleh hotel tersebut.
 

Nah sebagai UKM tentu saja anda juga punya trik tersendiri untuk “memanfaatkan” media masa. Yang penting jangan sampai alergi dengan media massa bahkan menolak wartawan profesional yang akan mewawancarai tentang usaha anda.
Kapan Waktu yang Tepat UKM Anda Didanai Kredit Bank ? - See more at: http://anepaoji.blogspot.com/2014/08/kapan-waktu-yang-tepat-ukm-didanai.html#sthash.KCt77hAk.dpuf
O iya baca juga Kapan Waktu yang Tepat UKM Anda Didanai Kredit Bank ?  semoga bermanfaat....!!!