Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cinta Suci Zahrana, Dilema Gadis Terpelajar (3)


Beberapa hari pascatragedi, ia hanya di rumah sambil menekuri diri. Sahabat-sahabat dan kerabatnya banyak yang berdatangan untuk sekedar mengucapkan duka cita termasuk teman-teman dan atasanya di kampus dulu mengajar.

Salah seorang penjenguk, dokter perempuan yang sempat mengobatinya di rumah sakit. Perempuan itu ternyata ibunya mahasiswa bernama Hasan yang sekripsinya sempat dia bimbiang. Rupanya kedatangan ibu dokter ini sekaligus mengobati luka cinta Zahrana.

Ibu dokter ternyata mengabarkan, anaknya, Hasan, berniat menikahinya. Betapa kaget dan bahagianya Zahrana. Seolah tak peracaya dengan nasibnya yang begitu bergelombang. Meski ragu menerima lamaran itu, Zahrana menyampaikan satu syarat.

Bila anak ibu dokter benar meminangnya, ia minta agar pernikahannya nanti malam setelah shalat tarawih. Ia sangat trauma dengan tragedi yang menimpa satu malam menjelang pernikahannya dulu. Setelah dialog cukup panjang, tawaran itu diterima ibu dokter. 

Tepat jam tujuh malam, mereka melangsungkan pernikahan suci di masjid yang disaksikan para jamaah shalat tarawih. Malam pertama bulan Ramadhan yang indah menandakan berakhirnya penderitaan Zahrana. Ia menyempurnakan hidupnya dengan mencurahkan cinta sucinya.

Kisah Cinta Zahrana, nampaknya penyempurnaan dari novel Habiburrhman sebelumnya. Kisah yang sama pernah dimuat dalam kumpulan novel ”Dalam Mihrab Cinta”. Tetapi dalam novel Cinta Suci Zahrana yang bukunya diterbitkan Ihwah Publishing House setebal 248 halaman ini, kisahnya lebih panjang lebar.

Sementara bila dilihat dari analisis gender, kisah ini masih memposisikan perempuan dalam kondisi sangat dilematis. Meski perempuan berprestasi cemerlang, ia masih dituntut oleh lingkungan sosial untuk patuh pada tradisi yang telah mengakar kuat. Hingga terkesan –para perempuan yang diingkarnasikan pada sosok Zahrana– masih cacat hidupnya bila urusan privasi –salah satunya berkeluarga– belum tercapai.


Namun nampaknya Habiburrhman sangat mafhum dengan kondisi masyarakat kita. Pada akhir novel ini terjadi kisah yang sangat akomodatif. Setelah menikah, Siti Zahrana masih akan melanjutkan studi S3 di perguruan tinggi ternama di China, sementara suaminya meneruskan studi S2 di Malaysia. 

Sepertinya Habiburrhman ingin menyampakan pesan, bila perencanaan hidup ini matang, semestinya tidak ada halangan bagi seorang perempuan sekalipun untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya, tanpa mengenyampingkan asfek privasi. (habis)


Posting Komentar untuk "Cinta Suci Zahrana, Dilema Gadis Terpelajar (3)"