Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dana THR, Begini Cara Mengelolanya Supaya tak Kolap Setelah Lebaran

Boleh jadi, salah satu perbincangan paling banyak di jejaring sosial dua minggu terakhir menjelang lebaran, kata THR atau Tunjangan Hari Raya.  Pemberian THR sebenarnya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No PER-04/MEN/1994 Tahun 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja di Perusahaan dengan perhitungan tersendiri.

Namun demikian dalam bahasa sehari-hari THR tidak lagi sebagai pemberian biaya tambahan menjelang hari raya bagi para buruh atau karyawan, melainkan menjadi sebuah eupemistis.

Misalnya ungkapan, bagi-bagi dong THR nya. Atau ketika seseorang bertemu sahabat lamanya menjelang hari raya, ungkapan yang muncul, Mana THR-nya?? Kita pun mafhum, teman, saudara atau sahabat msedang berharap sesuatu dari kita.  

THR juga sebenarnya tidak hanya menjelang lebaran idul fitri. Hari raya apa saja menyangkut hari besar seorang karyawan, perushaan wajib memberikan sesuai hari rayanya. Meski dalam praktiknya, perusahaan menegah hanya mampu memberi THR menjelang lebaran saja yang identik dengan hari raya umat muslim.

Dengan demikian, penggunaan kata THR di masyarakat kita telah mengakami perluasan makna di pihak lain dan mengalami penyempitan makna di sisi lain.  

Tujuan THR bagi para buruh atau karyawan sejatinya untuk membantu mencukupi kebutuhan diri dan keluarganya menjelang hari raya. Banyak sekali keinginan dan kebutuhan di hari raya yang seakan wajib dipenuhi.

Mulai makanan pokok, makanan ringan, pakaian baru, hanphone baru hingga kendaraan baru. Bagi orang-orang tertentu memang hari raya lebaran khususnya menjadi ajang menunjukkan apa yang dimiliki dan apa yang tekah diraih.

Dengan demikian, sebesar apapun THR, tidak akan mampu mencukupi segala keinginan di hari raya. Apalagi kita juga masih punya kehidupan bulan berikutnya, mengingat lebaran bukan akhir dari kehidupan. Kita dan keluarga masih memerlukan biaya untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan pribadi setelah lebaran.

Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan supaya bijak dalam menggunakan uang THR sehingga betul-betul sesuai tepat penggunaannya di hari raya.

Belanjalah Sewajarnya.

Belanja berlebihan seringkali menjadi pemicu kekisruhan ekonomi rumah tangga. Dalam sebuah pepatah terjadi besar pasak dari pada tiang. Bagaimana mungkin bisa belanja dalam ukuran besar sementara pendapat bulanan kita tetap. THR semestinya bisa membantu mencukupi kebutuhan pokok dalam jelang lebaran sehingga dana bulanan bisa tetap aman. 

Membeli kebutuhan lebaran juga ada baiknya memperhatikan hal-hal yang penting dan betul-betul sebuah dibutuhkan. Kita seringkali tergoda belanja barang-barang mahal padahal tidak terlalu dibutuhkan.

Salah satu contoh, membali parsel dengan harga mahal, mestinya diurungkan atau diganti saja dengan barang lain yang lebih bermanfaat. Bukankah isi parsel yang mahal itu terkadang cuma makanan ringan atau perabotan rumah tangga yang bisa didapat dengan harga lebih murah?.  

Belanja Dicicil

Salah satu belanja yang seolah-olah wajib  menjelang lebaran, membeli baju baru. Tidak anak-anak, remaja dan orang tua, rasanya tidak apdol kalau mau lebaran tidak beli baju baru. Padahal tak jarang di bulan biasa juga membeli baju setiap bulan bahkan lebih sering.

Jelang bulan puasa, cobalah mencicil belanja baju. Misalnya untuk di adik dan si kakak dua bulan sebelum lebaran dan  untuk orang tua satu bulan memasuki puasa.  Ini diharapkan supaya begitu mamasuki lebaran, tidak seluruh keuangan tersedot pada satu kebutuhan. Kalau yang satu sudah terpenuhi, akan lebih mudah mengalokasikan kepada kebutuhan yang lain.

Hati-hati Gunakan Kartu Kredit

Biasanya jelang lebaran banyak sekali discount yang  memberi tawaran khusus termasuk bagi pengguna kartu kredit. Kita tahu bahwa bunga kartu kredit sangat besar. Coba perhitungkan, seandainya THR dan uang belanja bulan ini sudah habis ditambah dengan beban kartu kredit? 

Dipastikan, beban keuangan bulan berikutnya akan dobel. Pertama untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga karena sudha habis saat mau lebaran dan kedua butuh uang untuk membayar cicilan kartu kredit.

Rasanya masih lebih baik menggunakan penuh dana THR dari pada sudah menggunakan dana THR ditambah pula dengan penggunaan kartu kredit. Apa lagi jika cicilan kartu kredit bulan sebelumnya masih belum terbayar.

Dahulukan Membayar Kewajiban Bulan

Kewajiban bulana rumah tangga yang sangat umum antara lain, bayar tagihan listrik, telpon dan air PDAM. Sebaiknya sebelum membeli berbagi kebutuhan, perhatikan dulu yang rutin tersebut yang bisa dianggarkan dari dana THR.  

Telat membayar tagihan tersebut sepertinya sepele meskipun cukup merepotkan. Seandainya semua pembayaran menumpuk dua bulan berikutnya, sama saja momen lebaran, kita hanya menggeser beban di bulan berikutnya.

Bayar Zakat dan Sedekah

Sebaiknya momen Ramadhan dan lebaran diisi dengan kegiatan berbagi. Didalamnya jangan sampai lupa menunaikan zakat, baik zakat mal (harta) maupun zakat fitrah.

Jangan sampai zakat dilupakan. Karena kesuksesan beribadah puasa seseorang, salah satunya diukur dari membayar zakat, terutama zakat fitrah yang waktunya terbatas sebelum shalat idul fitri.  Di luar itu tidak termasuk zakat fitrah.  Sedangkan zakat mall masih bisa diberikan kapan saja yang penting harta kita dizakati.

Berbagi juga akan menjadi salah satu penyebab keberkahan rezeki. Bisa saja THR kita tidak seberapa, tetapi karena rajin berbagi sedekah, rezeki kita jelang lebaran malah berlimpah dari berbagi arah.

Demikian salah satu cara mengelola THR supaya benar-beanr sesuai kebutuhan lebaran.  Mesti diingat bahwa yang terpenting bukan besarnya THR yang didaptkan, melainkan keberhasilan puasa yang akan terlihat dalam perilaku 11 bulan kedepan seseorang.  Barangkali THR yang utama selain dari perusahaan, THR berupa kemenangan orang berpuasa dari melawan hawa nafsu. Semoga.    













   

Posting Komentar untuk "Dana THR, Begini Cara Mengelolanya Supaya tak Kolap Setelah Lebaran "