Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bisnis Cara Otak Kanan Model Ipho Santosa dan Yusuf Mansur



Mungkin anda sempat bertanya, apa perbedaan atau persamaan antara ceramah-ceramah Ustad Yusuf Mansyur dengan Ipho Santosa. Keduanya selalu mengusung tema sedekah untuk menunjang kesuksesan hidup, baik dalam bisnis, belajar, rumah tangga atau karir.

Sedikitnya saya memiliki 4 judul buku yang berbeda dari Ipho Santosa. Mulai Marketing is Bulshit, 13 Wasiat Terlarang, 10 Jurus Terlarang hingga Percepatan Rezeki dalam 40 Hari dengan Otak Kanan. Buku lain seperti Keajaiban Rezeki, meski saya tidak punya namun sempat menelaahnya.

Benang merah dari motivasi-motivasi dari Ipho Santosa, optimalisasi otak kanan. Otak kanan terkait dengan Emtional Quotion (EQ) sedangkan otak kiri terkait dengan Intelektual Quotion (IQ). Otak kanan memiliki daya imajinatif,  visual, pararel, lateral, afektif dan intuitif. Otak kanan dominan para pengusaha, seniman, pelukis atau para inovator lainnya.

Sedangkan otak kiri, dominan para akademisi, para pekerja atau karyawan yang penghasilannya ingin yang pasti-pasti meski sedikit. Otak kiri bersifat kognitif, analitik, logis linier dan terencana.

Jika anak kita pandai berhitung matematika dan nilai akademisnya tinggi itu dipastikan nilai IQ nya bagus. Meski belum tentu EQ bagus pula. Namun demikian kedua kanan dan tidak mesti dipisahkna, keduanya saling melengkapi.

Ipho Santosa mencoba merumuskan bahwa dalam berwirusaha harus menggunakan otak kanan terlabih dahulu.  Misalnya, ketika mau membuka usaha yang penting memulai, jangan dulu menghitung untung rugi. Jalankan saja modal apa yang dimiliki, masalah diselesaikan kemudian. Sedangkan pendekatan otak kiri, sebelum mulai bisnis biasanya hitung-hitungan terlebih dahulu, sehingga bisnis tidak pernah memulai.  

Ketika bisnis sudah dimulai kemudian menemukan kendala, disinilah peran serta otak kiri. Dia bertuags menganalisa sejauh mana kekuatan usaha yang telah dijalankan, baik dari segi  kulits produk, manejerial hingga  infrastruktur penunjang usaha.

Pendekatan otak kanan juga karena sifatnya imajinatif dan tidak teratur, secara sepintas tidak logis. Bagiamana mungkin, usaha hanya modal dengkul. Namun faktanya, banyak sekali pengusaha yang cuma seadanya, mereka sukses.

Kita sering disuguhi kisah-kisah haru sang pengusaha sukses, saat memulai bisnisnya ternyata Cuma modal ngutang atau sekedar jual sepeda motor butut miliknya.

Ketidaklogisan  pendekatan model otak kanan Ipho Sanoso salah satu merupakan persamaan dengan pendekatan sedekah ustad Yusuf Mansyur. Secara logis, bagaimana mungkin,  sedekah satu, bisa berbalas dengan 700 kali lipat. Atau jika tidak memiliki uang malah harus memberikan uang kepada orang lain.

Belakangan, Ipho Santosa juga sering mengkampanyekan dahsyatnya sedekah dalam menyelesaikan berbagai persoalan termasuk memajukan bisnis. Hal itu, sama  dengan ceramah-ceramah dari Ustad Yusuf Mansyur.

Hemat  saya, Ipho  Santosa dengan ustad Yusuf Mansur sama-sama penganjur pendekatan otak kanan. Bedanya, Iphoo Santosa sebelumnya membangun kerangka otak kanan terlebih dahulu kepada audiennya, baik dalam buku-buku maupun ceramah-ceramahnya.

Sedangkan Ustad Yusuf Mansur langsung menganjurkan praktik otak kanan dengan kerangka keyakinan (intuitif) bahwa  firman Allah SWT terkait balasan sedekah itu benar dan nyata. Balasan bukan hanya didapat di akhirat tetapi di dunia juga.

Sedekah bagian dari pelaksanaan pendekatan otak kanan. Lakukan saja jangan banyak bertanya, logis tidak logi hasilnya pasti nyata.

Kisah dari Ustad Yusuf Mansur, seorang penjual nasi yang sempat diusir dari rumah kontrakannya menjadi kaya raya setelah sedekah hanya Rp1 juta. Seorang pengusah bangkrut  yang rumah tangganya berantakan, seketika beres dari masalah utang yang melilit dan dari rumah tangganya yang amburadul setalah sedekah isi rumah yang masih tersisa. (*) 

(Bersambung)

  




Posting Komentar untuk "Bisnis Cara Otak Kanan Model Ipho Santosa dan Yusuf Mansur"