Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bisnis Kripik, Sampai Kapanpun Tetap Renyah

EKONOMI KREATIF - Setiap daerah di Jawa Barat mempunyai makanan khas layak jual dan dapat dikembangkan menjadi oleh-oleh sebagai bagian dari unsur pariwisata. Kota-kota di Jawa Barat, rata-rata memiliki kekayaan kuliner yang dapat diandalkan.

Pemilik Sanggar Karya Cipta Rasa yang juga ketua Asosiasi Makanan Olahan Tasikmalaya, Ny Dedeh menyebutkan, di Kota Tasikmalaya tak kurang enam ribu perajin makanan olahan khas. Selaian itu, kemampuan yang dimiliki pengusaha makanan Tasik, sangat pintar membaca dan mengikuti selera konsumen.
ilustrasi : foto soponyonosnack.com

Berbagai makanan olahan seperti kripik ubi, kripik singkong, kripik pisang, klontong ketan, opak ketan ranginang ketan, noga dan berbagai macam gorengan sudah merupakan makanan has Tasik yang memiliki aneka rasa luar biasa.

Di Sanggar Karya Cipta Rasa yang dia kelola, berbagai produk makanan olahan sudah dibuatdan dijual. Mulai olahan kripik ubi, kripik singkong, kripik pisang, kelontong ketan, opak ketan ranginang dan yang lainnya.

Menurut Dedeh untuk bahan baku pembuatan keripik singkong, ia menghabiskan satu kuintal singkong per-hari. Sedangkan untuk pembuatan keripik ubi, biasanya dalam satu hari menghabiskan 50 Kg ubi.

Sanggar Karya Cipta Rasa telah memiliki pelanggan tak hanya dari Tasikmalaya. Berbagai pelanggan dari kota-kota lain seperti Jakarta dan Bandung, banyak yang menjadi pelanggan tetap Sanggar. (*)
 

1 komentar untuk "Bisnis Kripik, Sampai Kapanpun Tetap Renyah"

michele wijaya 22 Oktober 2018 pukul 23.31 Hapus Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.